BERLIN – Aksi para pekerja maskapai Lufthansa yang melakukan mogok kerja telah memasuki hari keenam. Kali ini serikat pekerja kru kabin pesawat belum diberikan solusi terkait dengan keluhan mereka. Ini merupakan aksi mogok terlama dalam sejarah penerbangan Jerman. ... Aksi yang dimulai pada Jum’at (6/11) di kantor pusat maskapai, menuntut pihak manajemen Lufthansa untuk melakukan revisi terhadap kebijakan penawaran pensiun bagi karyawan. Manajemen maskapai mengatakan perlu adanya pemotongan anggaran agar dapat bersaing dengan maskapai Eropa lainnya dan juga maskapai asal Timur Tengah. Manajemen juga bersedia untuk melakukan mediasi serta menghimbau serikat pekerja untuk menghentikan aksinya. Nicoley Baublies, Kepala Serikat Pekerja Lufthansa kepada Reuters mengatakan bahwa serikat pekerja akan segera mengakhiri aksi protes mereka. Seluruh karyawan Lufthansa Group diminta untuk bergabung dalam demonstrasi di bandara Frankfurt pada siang hari ini. “Jika tak ada perubahan dari manajemen, maka kami mengatakan akan diadakan kembali aksi protes ,” ucap Baublies dilansir Reuters. Efek berantai dari aksi ini membuat 933 jalur penerbangan pada Kamis (12/11) harus dibatalkan dengan jumlah 107.000 penumpang. Angka ini setara dengan sepertiga jumlah penumpang per harinya yang biasa diangkut Lufthansa. Kerugian yang dialami maskapai mencapai 10 juta euro (Rp 146 miliar) per harinya. Mogoknya para kru Lufthansa membuat Carsten Spohr, CEO Lufthansa harus melakukan perjalanan bisnis dari Berlin ke Munich dengan menggunakan maskapai pesaing Air Berlin. Jika Lufthansa kalah dalam pengajuan banding di pengadilan yang memaksa seluruh karyawannya di Dusseldorf harus kembali bekerja. Kemungkinan jumlah pembatalan jalur penerbangan akan kembali terjadi pada hari ini. Pengadilan telah menolak tawaran yang diajukan Lufthansa pada Rabu (11/11). Hasil pengajuan banding diumumkan pada Kamis (12/11) pukul 14:30. Dilansir AFP, Carsten Spohr juga mengatakan bahwa dia tak akan menyerah terhadap tuntutan dari serikat. Dia juga menegaskan perselisihan akan tetap berlangsung selama diperlukan. Dia menyadari bahwa setiap hari aksi mogok akan menjadi bertambah banyak. Manajemen maskapai mengecam aksi mogok kerja ini sebagai aktifitas yang kontra produktif. “Dengan melakukan aksi ini, mereka hanya akan membuat semuanya menjadi rumit bagi seluruh orang,” jelas Bettina Volkens, kepala personalia. “Satu-satunya pihak yang senang dengan situasi ini adalah maskapai pesaing kami,” lanjut Volkens. Secara keseluruhan sejak aksi yang telah berlangsung hampir satu minggu ini sebanyak hampir 4.000 jalur penerbangan dibatalkan. Jumlah penumpang yang dirugikan mencapai 430.000 orang. Pada Mei silam, 750 jalur penerbangan Lufthansa terpaksa harus dibatalkan, menyusul adanya mogok kerja. Pembatalan ini meliputi jarak penerbangan dekat dan menengah. Aksi kali ini merupakan yang kedua dalam 2015 dan merupakan aksi ke-12 dalam dua tahun terakhir.
Label: aksi mogok, Carsten Spohr, CEO Lufthansa, Lufthansa, petinggi lufthansa tak akan menyerah, revisi kebijakan usia pensiun, serikat pekerja lufthansa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar