WASHINGTON – Penembakan membabi buta terjadi di New Orleans, Amerika Serikat (AS) saat hendak dilakukan pembuatan sebuah video klip. Aksi koboi ini terjadi Minggu (22/11) pukul 6:15 sore waktu setempat di Taman Sahabat Bunny terletak di Upper Ninth Ward melukai sedikitnya 16 orang. ...Saat itu sekitar 500 orang sedang berkumpul untuk keperluan pengambilan gambar musik video. Pelaku penembakan yang diketahui berasal dari dua kelompok remaja berbeda masih dalam buruan pihak berwajib. Setelah baku tembak usai para pelaku segera melarikan diri meninggalkan taman. Michael Harrison, Kepala Polisi New Orleans para korban luka tembak dilarikan ke tiga rumah sakit terletak dekat dengan lokasi kejadian. Menurut pernyataan kepolisan, 10 orang korban luka dibawa dengan ambulans untuk mendapat perawatan lebih lanjut, kemudian menyusul enam orang lainnya yang dibawa dengan mobil pribadi dirawat pada ruang gawat darurat. Tiga saksi mata mengatakan pada media bahwa mereka melihat seorang pria dengan senjata api warna abu-abu dan juga suara tembakan yang berasl dari kerumunan ketika mereka berlari. Beberapa orang berbaring disisi jalan setelah mendengar suara tembakan. “Ini kejadian klasik dimana kami butuh bantuan warga sipil,” jelas Harrison dilansir AFP. “Orang yang tahu siapa yang melakukan ini, orang-orang yang berada di taman. Kami butuh mereka untuk maju dan memberitahu kami siapa pelakunya agar kami dapat menangkapnya,” sambung Harisson. Jurubicara Kepolisian New Orleans Tyler Gamble mengatakan situasi taman telah kembali aman, mereka sedang melakukan penyelidikan tentang penembakan itu. “Kami mengetahui dari korban bahwa penembakan berasal dari dua kelompok remaja,” jelas Gamble dilansir Reuters. Dia menambahkan masih terlalu dini untuk menentukan penyebab insiden ini juga belum diketahui nasib 16 korban luka tembak yang telah mendapat perawatan di rumah sakit. Gamble juga mengatakan pada saat bersamaan sekitar 200 orang dari kelompok lainnya tiba di taman untuk merayakan pesta dadakan. Sehingga terdapat dua konsentrasi keramaian, pertama kelompok yang ingin membuat video klip dan kelompok kedua hendak mengadakan pesta dadakan. Para korban luka diantaranya menderita luka tembakan secara langsung dan luka gores. Namun keadaan seluruh korban dalam keadaan stabil. Polisi juga belum mendapatkan data-data usia seluruh korban. Mitch Landrieu Walikota New Orleans menyatakan amarahnya karena tidak menghargai nyawa manusia yang ditunjukkan oleh pelaku. “Ini adalah keadaan menyebalkan bahwa warga di kota ini mengancam nyawa orang –orang tak bersalah disekitar,” ujar Landrieu. “Merupakan hal gila untuk menempatkan banyak nyawa yang tak bersalah dalam kondisi bahaya. Sangat tidak diperlukan dan harus dihentikan,” sambung Landrieu. Chris Goodley komandan polisi New Orleans kerumunan remaja paska penembakan tetap memelihara ketertiban umum. “Namun polisi berusaha untuk mempertahankan tempat kejadian perkara sebaik mungkin dan juga keselamatan korban,” jelas Goodley. Ini bukan kali pertama insiden penembakan tempat umum terjadi di AS. Sebelumnya dilaporkan juga pada 2015 saja sedikitnya terjadi lima kasus penembakan yang menghebohkan di AS. Pada Februari silam terjadi penembakan di Chapel Hill. Laporan polisi menyebutkan bahwa pelaku menyasar kelompok agama tertentu. Craig Stephen Hicks pelaku penembakan diketahui sebagai seorang yang rasis dan anti terhadap semua agama. Hal ini diketahui status pelaku di media sosial. Dua anggota kepolisian Ferguson, Missouri, AS menjadi korban penembakan pada Maret 2015. Seorang polisi tertembak dibagian bahu, sementara seorang lainnya di bagian wajah. Insiden ini diduga sebagai aksi balasan warga terhadap kebrutalan polisi AS yang menembak warga sipil kulit hitam tak bersenjata. Penembakan warga sipil di wilayah Charleston, AS dianggap cukup menakutkan. Salah satu korban tewas adalah seorang pastor gereja. Dylan Roof pelaku penembakan beraksi di dalam gereja Emmanuel setelah mengikuti pelajaran injil. Dia diduga mengikuti paham Neo Nazi. Gereja ini merupakan gereja Afrika-Amerika tertua di Amerika bagian selatan. Mohammad Yousuf Abdulazeez mengungkapkan kemarahannya atas apa yang menimpa Timur Tengah. Dia menembak 4 marinir AS dan seorang pelaut di Tennesse pada Juli 2015. Pelaku tewas ditembak oleh polisi saat terjadi baku tembak dengan dirinya. Dua orang jurnalis yang sedang melakukan peliputan di Virginia, AS juga tewas dalam penembakan yang terjadi Agustus lalu. Saat kejadian jurnalis dari stasiun televisi lokal WDBJ7 sedang meliput acara langsung sehingga penembakan terekam oleh kamera dan tersiar ke publik. Pelaku yang merupakan mantan dan rekan sekantor dari kedua jurnalis itu akhirnya melakukan bunuh diri. Dia ingin membalas dendam kepada bekas tempatnya bekerja karena dinilai berlaku rasis terhadap dirinya.
Label: 16 luka tembak, penembakan AS, penembakan New Orleans, Taman Bunny Friend, taman sahabat bunny
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar