WASHINGTON – Perusahaan ruang angkasa milik swasta berhasil melakukan uji coba peluncuran roket yang dapat digunakan kembali (guna ulang). Blue Origin perusahaan yang dimiliki oleh bos internet Jeff Bezos mengumumkan pencapaian ini melaui akun twitter setelah sukses melakukan peluncuran. ... “Yang paling unik sebuah roket bekas. Mengontrol pendaratan tidak mudah, namun berjalan lancar terlihat mudah. Anda bisa lihat videonya,” tulis Bezos pada akun twitternya dilansir AFP. Roket tanpa awak yang dijuluki New Shepard diluncurkan pada Selasa (24/11) dari wilayah khusus West Texas Blue terletak di Texas, AS dan berhasil kembali mendarat di bumi dengan selamat. Saat uji berhasil mencapai ketinggian suborbital 100 km. Delapan menit kemudian roket Shepard berhasil mendarat kembali di tempat peluncuran. Saat melakukan penerbangan suborbital roket tidak mencapai kecepatan yang dibutuhkan untuk melawan daya tarik bumi. Sehingga ketika roket kembali ke bumi seperti halnya rudal balistik menyebabkan dasar roket menjadi hangus. Ini merupakan sebuah terobosan baru dalam industri ruang angkasa. “Biasanya roket-roket selalu dibuang. Kini tidak lagi,” jelas Bezos dalam situs Blue Origin. Dia menambahkan bahwa kesuksesan peluncuran dan kembali merupakan sebuah pencapaian besar menuju perjalanan ruang angkasa. Pengembangan teknologi roket guna ulang secara tak sengaja mengungguli pesaingnya SpaceX dari perusahaan Elon Musk. Sejauh ini perusahaan pesaing Blue Origin itu telah mencoba dan gagal. Roket Falcon milik Elon Musk yang harusnya mendarat diatas sebuah tongkang khusus pesawatnya terbalik dan menabarak landasan. “Itu akan mengubah sebuah prosedur yang telah lama dijalankan, karena akan mengubah keseluruhan struktur anggaran perjalanan ruang angkasa,” sambung Bezos. “Visi jangka panjang kami adalah jutaan manusia hidup dan bekerja di luar angkasa serta terus mengeksplorasi tata surya. Roket guna ulang merupakan terobosan yang mengubah industri perjalanan ruang angkasa,” sambung Bezos. Blue Origin terus melakukan pengembangan tes yang sangat metodis, juga mempersiapkan diri untuk program perjalanan ruang angkasa. Terlepas dari jarak, Musk beranggapan bahwa pencapaian ketinggian suborbital bukan sesuatu yang harus dibanggakan. “SpaceX telah memulai penerbangan roket mencapai suborbital pada 2013 dan kembali mendarat diatas air dan akan melakukan pendaratan di darat pada percobaan berikutnya,” tulis Musk pada akun twitternya dilansir DailyMail. Dia ingin menciptakan rekor berturut-turut untuk penerbangan luar angkasa. Dia juga mengatakan hal ini sangat berbeda dengan penerbangan orbit yang menjadi syarat utama untuk penerbangan ke planet Mars. “Dibutuhkan kecepatan terbang Mach 3 (3.000 kpj) untuk terbang ke angkasa, namun untuk mencapai Geostationary Transfer Orbit (GTO) dibutuhkan kecepatan Mach 30 (30.000 kpj),” kicau Musk dalam akun twitternya. Ini berarti jika roket Shepard milik pendiri Amazon, Jeff Bezos ingin mencapai jalur orbit bumi dibutuhkan kekuatan 100 kali lipat sebagai tenaga pendorongnya. “Salah satu hal terbaik dari roket ini adalah dapat terbang secara otomatis. Seperti halnya robot terbang yang dapat terbang ke angkasa dan kembali mendarat dengan selamat,” jelas Bezos. “Jadi dalam ujicoba berisiko ini tidak memerlukan pilot. Saat kami benar – benar sudah siap dengan roket ini kami akan membawa manusia ke angkasa,” sambung Bezos. Sementara pesaing utama Elon Musk dengan roket SpaceXnya tetap memberikan selamat atas keberhasilan ini. “Selamat kepada Jeff Bezos dan timnya atas keberhasilan pendorong VTOL, mengacu ke terbang dan turun secara vertikal,” kicau Musk di twitternya. Dia menambahkan bagaimanapun harus ada kejelasan dari perbedaan antara angkasa dan orbit. Bahwa untuk bisa melakukan perjalanan luar angkasa dibutuhkan kecepatan yang sangat tinggi.
Label: Elon Musk, Jeff Bezos, New Shepard, perjalanan angkasa, roket, roket guna ulang, SpaceX
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar