NEW YORK – Pada Senin (18/8) Dewan Keamanan PBB mendukung desakan upaya pembicaraan damai di Suriah. Ini merupakan langkah yang diambil dari Rusia bersama 14 negara lainnya. Alexis Lamek, Wakil Duta Besar Perancis memuji kesatuan suara yang dicapai sebagai pencapaian yang bersejarah, ini merupakan kali pertama dalam waktu dua tahun dewan mencapai kesepakatan politik bagi Suriah. ... “Kita tak dapat mengalahkan kelompok ISIS tanpa adanya organisasi transisi di Suriah, “ucap Lamek dilansir AFP. Venezuela yang selama ini telah menjadi negara sahabat bagi Suriah, memisahkan diri dari bagian pernyataan, yang menyerukan transisi politik untuk mengakhiri perang selama empat tahun. Rafael Ramirez utusan dari pemerintah Venezuela mengatakan, dewan telah melakukan sesuatu yang sangat berbahaya yang bisa dijadikan contoh dengan memberikan dukungan terhadap Suriah. Dia mengatakan ini melanggar hak – hak bangsa Suriah untuk menentukan nasibnya sendiri. Upaya perdamaian ini direncanakan dimulai pada September, akan dibentuk empat kelompok kerja untuk fokus pada pembentukan keamanan dan perlindungan, kontra terorisme, politik, hukum dan rekonstruksi. Penentuan langkah perdamaian ini diambil ditengah sibuknya urusan diplomatik dengan Rusia, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Iran yang tengah berupaya penuh untuk mengakhiri perang yang telah merenggut 240.000 nyawa. Dalam rancangan pernyataan buatan Perancis ini terdapat 16 poin yang telah dinegosiasikan oleh Staffan de Mistura seorang utusan PBB, sejak dia melakukan pendekatan upaya damai ini dengan dewan keamanan PBB pada bulan lalu. Utusan Perancis menekankan proses untuk menentukan bentuk pemerintahan yang tepat bagi Suriah akan meningkatkan perlawanan terhadap kelompok ISIS, yang telah meluaskan wilayah kekuasaannya di Suriah selama setahun terakhir. Untuk mewujudkan keadaan damai tanpa adanya peperangan, Dewan meminta semua pihak untuk bekerja sama dengan dibentuknya proses politik transisi pimpinan Suriah yang memiliki legitimasi aspirasi bagi seluruh rakyat Suriah. Proses perdamaian termasuk terwujudnya sebuah pemerintahan transisional yang inklusif dengan kekuatan eksekutif yang cukup, yang mana dapat terbentuk kesepakatan bersama sementara memastikan keberlangsungan institusi pemerintah. Pernyataan tidak menyinggung secara detil terkait masa depan dari Presiden Bashar al Assad, namun hal ini jelas dinyatakan oleh pemerintahan negara barat bahwa proses transisi juga termasuk mundurnya Assad dari jabatan presiden. Dewan Keamanan PBB juga menyatakan bahwa krisis di Suriah merupakan situasi darurat kemanusiaan terbesar di dunia saat ini, yang mana mengharuskan 12 juta warga Suriah meninggalkan rumah mereka mengungsi ke tempat aman. Pernyataan dibuat sehari setelah pemerintah Suriah melancarkan serangan udara pada kota yang dikuasai oleh pemeberontak dekat Damaskus. Pada tempat ini pasukan pemberontak menewaskan 96 orang dan merupakan serang paling mematikan dalam peperangan. Pemerintah Rusia baru – baru ini membuat rencana untuk mendaftarkan pemerintahan Damaskus dalam kampanye melawan kelompok ISIS, namun hal ini mendapat penolakan dari Arab Saudi yang merupakan negara kunci dalam pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat melawan ISIS. Dewan meminta Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon melaporkan kembali kepada dewan dalam pertemuan konsultasi berikutnya dalam waktu 90 hari.
Label: Dewan Keamanan PBB, dukungan bagi Suriah, hentikan bencana kemanusiaan, perdamaian Suriah, Suriah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar