OSLO – Meskipun telah menewaskan puluhan orang tak bersalah, namun keinginan untuk meraih pendidikan tinggi masih tetap ada. Pria asal Norwegia, Anders Breivik dalam persidangannya mengakui bahwa aksi brutalnya dilakukan seorang diri. ... Pada 22 Juli 2011, delapan orang tewas akibat ledakan bom mobil yang diledakkan di luar gedung pemerintahan Oslo, Norwegia. Setelah itu dia melakukan penembakan masal di sebuah perkemahan musim panas yang diselenggarakan Liga Pemuda Buruh di Pulau Utoya. Pengadilan distrik Oslo menyatakan bahwa Breivik melakukan aksinya dalam keadaan sadar sehingga menewaskan 77 orang dan aksi ini dianggap sebagai tindakan terorisme terencana. Dia dihadapkan pada tuntutan pembunuhan masal, menyebabkan ledakan fatal serta aksi terorisme. Pada Agustus 2012, hakim pun menjatuhinya dengan hukuman 21 tahun. Ini merupakan hukuman maksimal di Norwegia dan kemungkinan dia akan tetap berada dalam penjara selama sisa hidupnya. Aksi tunggal Breivik ini dianggap sebagai pembantaian terburuk di Norwegia sejak perang dunia kedua. Breivik tak pernah menyelesaikan pendidikan menengahnya, namun dia berambisi untuk menempuh pendidikan tinggi. Dia mendaftarkan dirinya ke Universitas Oslo untuk belajar ilmu politik. Saat mendaftarkan dirinya pada 2013 dia ditolak karena latar belakang pendidikannya kurang, namun universitas memperbolehkannya untuk mempelajari modul ilmu politik tertentu. Breivik tidak dianggap sebagai mahasiswa penuh. Peraturan super ketat pun diterapkan kepada pria 36 tahun ini, dia tidak diijinkan untuk berinteraksi dengan staf universitas atau mahasiswa. Sumber informasi dari internet atau menerima bimbingan pribadi dari tutor tidak diperbolehkan. Semua bentuk komunikasi dengan universitas dilakukannya melalui seorang penghubung dari dalam penjara. Ole Petter Ottersen, rektor Universitas Oslo mengatakan seluruh narapidana Norwegia berhak untuk meraih pendidikan tinggi jika mereka memenuhi persyaratan penerimaan dan dapat bersaing dengan pelamar lainnya. “Meskipun banyak terdapat emosional yang kuat terkait hal ini, para guru dan staf menyadari bahwa kami harus mematuhi aturan, “ucap Ottersen dilansir TheGuardian. Dia mengatakan bahwa dengan menolak hak Breivik untuk belajar adalah hal yang salah. “Hal terakhir yang akan kami lakukan adalah menerapkan hukum khusus bagi Breivik. Itu adalah hak setiap orang untuk mendaftar pada universitas jika memenuhi syarat dan jika anda menolak hak asasi itu, sama saja anda memberikan hukuman tambahan, yangmana itu bukan peran dari sebuah universitas, “sambung Ottersen. Pendaftaran diri Breivik menimbulkan dilema moral bagi pihak universitas. Ottersen juga menambahkan di Universitas Oslo terdapat beberapa mahasiswa yang anggota kelurganya menjadi korban tewas akibat aksi Breivik. Namun, universitas akan mematuhi aturan yang ada demi kita sendiri bukan untuknya. Dia menganut aliran ekstrimis sayap kanan dan merasa khawatir akan perkembangan Marxist Islam di benua Eropa. Breivik dibebaskan dari dinas wajib militer angkatan darat Norwegia sehingga tidak pernah mendapatkan pelatihan militer. Proses pemeriksaan anggota wajib militer dilakukan oleh Departemen Pertahanan Keamanan Norwegia, mereka mengatakan dia dianggap tidak layak untuk mengabdi di militer. Breivik juga mengalami kerugian yang cukup banyak dipasar saham Norwegia pada 1997. Saat itu usianya baru 18 tahun dan mengalami kerugian sebesar USD 369.556 (Rp 4,9 miliar). Breivik juga pernah bekerja disebuah perusahaan pada divisi layanan pelanggan. Bekerjasama dengan orang dari berbagai negara dan dia juga berkelakuan baik terhadap sesama rekan kerjanya. Seorang mantan rekan kerjanya mengatakan bahwa Breivik merupakan rekan kerja yang luar biasa, sementara teman dekatnya menggambarkan bahwa dia memiliki ego yang cukup besar dan akan mudah merasa terganggu jika berinteraksi dengan orang – orang yang berasal dari Asia Selatan dan Timur Tengah.
Label: 77 tewas, aksi teror di Norwegia, aksi tunggal teror, Anders Breivik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar