Jika Presiden Afghanistan menikmati pembicaraan damai pertama dengan pemberontak Taliban yang dilaksanakan di Pakistan pada Rabu (8/7), perayaan tonggak yang telah diupayakan dengan kerja kerasnya untuk mencapainya ini mungkin hanya berumur pendek. ... Presiden Ashraf Gani, 66, dihadapkan dengan meningkatnya ketidakpuasan dari anggota parlemen pada sembilan bulan kedepan setelah dirinya menjabat. Sebelum kembali ke Afghanistan pada 2002, Ghani bekerja di Bank Dunia, pria pemilik nama lengkap Ashraf Ghani Ahmadzai lahir pada 19 Mei 1949, sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keuangan periode Juli 2002 dan desember 2004 dan juga pernah sebagai rektor Universitas Kabul. Dia dilantik menjadi presiden pada 21 September 2014. Dia juga mencoba melakukan pemulihan ekonomi Afghanistan setelah jatuhnya pemerintahan Taliban. Majelis rendah parlemen mengancam untuk mendakwa menteri dalam negeri pemerintahannya karena kegagalannya untuk membendung kekerasan milisi Islam. Minggu lalu para anggota parlemen menolak pencalonan menteri pertahanan yang diajukan presiden untuk ketiga kalinya. Setelah penarikan mundur pasukan NATO tahun lalu, korban tewas meningkat di pihak tentara Afghanistan, mereka kehilangan kekuasaan atas wilayahnya kepada pemberontak dan kurang dari 10.000 tentara asing yang tinggal untuk membantu mereka. Tak heran pria berlatar belakang pendidikan antropologi ini menyebut pekerjaannya sebagai pekerjaan tersulit di dunia. Masalah lain yang dihadapi Ghani adalah kurangnya kohesi dalam pemerintah persatuannya karena dia dan kandidat presiden pesaingnya Abdullah Abdullah yakin untuk berbagi kekuasaan setelah berbulan – bulan perdebatan selama kompetisi pemilu tahun lalu. Presiden Ghani merupakan etnis Pashtun dari suku Ahmadzai Ghilji. Dia menamatkan sekolah pertama dan menengahnya di Sekolah Tinggi Habibia di Kabul. Kemudian melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di Universitas Amerika di Beirut dan pada 1973 meraih gelar sarjananya. Setelah itu dia meraih gelar master pada 1977. Dia bertemu dengan seorang wanita, Rula Ghani saat di Universitas Amerika yang kemudian menjadi istrinya dan dikaruniai dua orang anak. Dia kembali ke Afghanistan pada 1977 untuk mengajar antropologi di Universitas Kabul. Pada tahun yang sama dia mendapat beasiswa pemerintah untuk mengejar gelar Ph.D di bidang antropologi Universitas Columbia, Amerika Serikat dan menyelesaikannya pada 1982. “Pemerintahan ini tentu saja kurang rasa persatuan nasional, “ucap Mohammad Mohaqiq, tokoh masyarakat mewakili suku minoritas Hazara dilansir Reuters. Pemimpin Afghanistan mewakili beberapa suku, termasuk suku Tajik pecahan dari kaum mujahidin, mereka mengeluhkan bahwa Ghani terlalu banyak menempatkan orang pada pos – pos penting yang berasal dari sukunya sendiri, Pashtun, ini telah berlangsung selama dekade. Presiden Ghani merupakan pendiri dari Institut untuk Efektifitas Negara sebuah organisasi yang didirikan pada 2005. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan negara – negara bagian untuk melayani warganya.
Label: Afghanistan, kurangnya rasa persatuan, pemerintahan Ashraf Ghani, Presiden Ashraf Ghani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar