LONDON – Meningkatnya biaya rumah di ibukota Inggris telah memaksa para warga London mencari alternative yang lebih murah. Alternatif lain yang mereka putuskan adalah perahu atau rumah perahu. Meningkatnya permintaan memberikan tekanan tersendiri pada jaringan sungai dan kanal bersejarah di London. ... Gaya hidup yang indah dengan tidur di dalam perahu atau tongkang yang dicat warna – warni dapat saja menggoda. Terutama jika kita membeli satu perahu dapat mengurangi biaya pembelian batu bata dan semen. “Ini menjadi hal biasa bagi orang untuk melakukan itu, mereka yang tidak tahu atau bahkan bagi mereka yang tanpa pilihan, “ucap Jim Bryden, 39,yang bekerja di bidang pendidikan dilansir AFP. Dia telah tinggal di perahu bernama ‘Violet Mae’ selama dua tahun bersama kekasih, seekor anjing dan kucing. “Saya telah bertemu dengan orang yang berakhir tinggal di perahu karena mereka mendapatkan surat peringatan dalam waktu dua minggu harus meninggalkan apartemennya dan dapat membeli perahu seharga 10.000 pound (Rp 205 juta), “sambung Bryden. Setiap orang mempunyai kisah cerita sendiri, mulai dari pendatang baru berjuang dengan mesin kapal yang macet, mengemudikan kapal sembarangan di kanal yang ramai atau merasa menyesal ketika dihadapkan dengan situasi basah. Ketika musim dingin tiba mereka menghangatkan ruangan dalam perahu seluas 2,1 meter dengan kompor. Biaya perawatan dapat menigkat cepat dan para penghuni rumah perahu menyebutnya dengan ‘lubang hitam’ untuk uang tunai, yang selalu membutuhkan perbaikan. “Jika anda cukup bodoh untuk membeli perahu akan lebih mudah jika membeli perahu yang menjadi mimpi buruk, “ucap Mikaela Khan-Parrack, 26. Dia telah tinggal diatas perahu selama empat tahun dan bekerja di Canal and River Trust (CRT). Bahkan untuk sebuah perahu mahal, yang memakan biaya 100.000 pound (Rp 2 miliar ) masih merupakan sebuah angka kecil dari rata – rata harga rumah di London yang mencapai 500.000 pound (Rp 10,2 miliar ) dan naik 11% tiap tahunnya. Biaya sewa pribadi di London meningkat 50% dari rata – rata penghasilan mereka, beberapa penyewa telah berpaling ke rumah perahu murah namun secara ilegal membiarkan situasi ruangan perahunya seperti ‘gubuk mengambang’. Bagi kebanyakan penghuni rumah perahu, bangun pagi melihat bebek berenang dari jendela dan kebebasan dan keramahan. Mereka mengkompensasi kerugian seperti mengosongkan tangki toilet, bersusah payah mencuci pakaian atau mengambil tabung gas, serta situasi yang rentan terhadap adanya pencurian. Dalam upaya untuk meningkatkan popularitas gaya hidup, tahun lalu satu perahu memasuki kanal London setiap hari kerja melintasi tempat – tempat terkenal. Meningkatnya permintaan rumah perahu telah menyebabkan kemacetan, dengan banyaknya orang bersaing untuk mencari tempat menjangkar perahu. Pada salah satu wilayah pusat kanal London tim relawan perahu berjaga dan menerapkan aturan khusus untuk menenangkan warga sekitar. Banyak dari warga yang mengeluhkan suara mesin perahu yang bising dan polusi yang ditimbulkan mengotori halaman rumah mereka. Tim relawan mendapat kecaman dari komunitas penghuni perahu karena berusaha mencegah timbulnya kemacetan di kanal. Penghuni perahu ini tetap mengajukan ijin untuk berjalan menyusuri sungai dank anal, mereka wajib berpindah tempat setiap 14 hari.
Label: mahalnya harga rumah Inggris, permintaan rumah perahu meningkat, Rumah perahu, sungai dan kanal London
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar