Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang tak hanya menginginkan pekerjaan, namun juga layak mendapatnya serta dapat menjalankannya, bukan hanya orang yang terjadi begitu saja untuk mendapatkannya. Nada peringatan berlaku untuk Perdana Menteri Najib Razak dan rakyat Malaysia dapat merasakannya. ... Media Wall Street Journal telah menciptakan bom asap yang oleh partai oposisi telah dicoba selama bertahun – tahun namun masih sia – sia. Ini merupakan suatu hal penting yang dapat menumbangkan Najib dari kursinya. Ini bukanlah jalan yang mudah bagi mereka yang telah mencoba berbagai macam cara untuk menumbangkan Perdana Menteri Najib Razak. Beberapa orang ditahan, lainnya dipukuli, banyak juga yang telah ditinggalkan dengan rasa kekecewaan mendalam. Sementara Najib perlahan – lahan dalam perjalanannya menghentikan tiap serangan yang ada seperti banyak lalat di meja makannya. Gelombang pasang berubah ketika mantan Perdana Menteri Mahatir Mohamad memikul beban dari kondisi oposisi yang retak dan roda mulai berubah tak terelakkan mengarah kepada kejatuhan Najib. Namun, ini bukanlah sebuah akibat yang tak dapat dielakkan bahwa Najib akan dibuat untuk meninggalkan posisinya atas tuduhan yang dibuat oleh Wall Street Journal. Perdana Menteri kami bukanlah apa – apa jika tidak berbuat bandel dan dia tak akan turun tanpa perlawanan. Namun, saat ini percobaan Najib terletak pada sebuah kesempatan bagi satu orang yang akan menggantikan Najib, untuk mengambil kendali pemerintahan Barisan Nasional di Putrajaya sebelum akhirnya runtuh dibawah kegagalan terbesarnya. Muhyiddin Yassin sudah mengetahuinya bahwa waktu untuk melakukan serangan telah dekat. Keengganannya jelas untuk tidak ikut terlibat dalam proses penggulingan Najib. Secara teori terlihat taktik yang membuatnya agar tampak seperti tangan bersih ketika dia mengambil alih pimpinan. Tapi tentunya dia tahu kapan harus meyerang sementara kesempatan terbuka. Tapi para pengamat, analis dan pakar tampak terpecah penilaiannya terkait apakan Muhyiddin mempunyai kualifikasi yang diperlukan. Para pendukungnya menganut pola pemikiran tradisional dari partai UMNO. Mereka tak melihat adanya alasan lain bahwa kesuksesan berdasarkan hirarki, pola yang dianut oleh Mahatir Muhamad. Beberapa diantara kelompok ini juga melihat hal positif yaitu dengan cara sederhana dia membawa dirinya, berbeda dengan gaya Najib yang flamboyan. Namun, mereka yang memiliki keraguan tentang kualifikasi Muhyiddin membantah bahwa rakyat mencari seorang yang kuat, tegas, pemimpin dengan integritas dan karakter moral yang kuat untuk melangkah. Memang pemipin baru harus memiliki sifat – sifat tersebut untuk mengatasi permasalahan yang ada peninggalan Najib. Muhyiddin masih belum meyakinkan rakyat bahwa dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan ini. Semua yang kita dengar darinya sejauh ini hanya sebatas pernyataan tentative yang berfungsi sebagai awal untuk konfrontasi, tidak ada perkataan yang menakjubkan. Seorang cendikiawan mengatakan, Muhyiddin tampak sangat bahagia membuat seolah – olah jika posisi Perdana Menteri jatuh ke pangkuannya secara tak sengaja. Bagaimanapun, saat ini bukanlah Perdana Menteri seperti itu yang dibutuhkan. Kami tak ingin seseorang yang kebetulan mendapat posisi itu, tetapi seseorang yang menginginkan pekerjaan itu, layak mendapatkannya dan dapat menjalankannya. Jika Muhyiddin berpikir dengan menjadoi plin – plan akan meyakinkan semua orang, maka aka nada hal lain yang datang. Ada kelompok yang menentang keras ide untuk memiliki siapapun yang berasal dari UMNO untuk mengambil alih dari Najib. UMNO sekarang hanya memiliki pemimpin terpilih pada posisinya, tapi tidak mempunyai kepemimpinan. Pemimpin UMNO saat ini entah itu terlibat korupsi atau tercemar oleh korupsi. Jika Muhyiddin tidak bertindak, maka pendukung dari Tengku Razaleigh Hamzah akan berterima kasih karena telah mundur. Bagaimanapun pangeran Kelantan enggan untuk menjadi pahlawan dan kehormatan yang menurun. Tidak ada yang menjamin apa yang mungkin dapat terjadi selanjutnya akibat dari terbongkarnya masalah oleh Wall Street Journal, namun satu hal pasti Malaysia sudah tidak lagi memerlukan Perdana Menteri plin – plan yang diam pada saat krisis, hilang pada saat bencana, tidak kompeten menjalankan pekerjaan pemerintahan.
Label: Muhyiddin, penerus Najib Razak, Perdana Menteri Malaysia, UMNO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar