MANILA – Sedikitnya enam orang polisi dan demonstran mengalami luka – luka akibat bentrokan yang terjadi saat Presiden Filipina, Benigno Aquino III memberikan pidato terakhirnya kepada rakyatnya pada Senin (27/7). Pihak Kepolisian mengatakan sekitar 4.000 pendemo mulai mendorong mobil polisi dan besi pembatas yang digunakan sebagai penghalang. ... Pidato pertanggungjawaban Aquino, 55, dihadapan anggota parlemen berlangsung di gedung Dewan Perwakilan Rakyat di kota Quezon, Filipina oleh karena itu para pendemo dilarang mendekat. Namun para pendemo dari aliran sayap kiri ini tetap memaksa mendekat sehingga terjadi bentrokan dengan polisi anti huru hara dengan berusaha menembus barikade kawat berduri dan mobil polisi. Mereka melempari polisi dengan batu dan botol. Benigno Aquino III yang lahir pada 8 Februari 1960, berpidato mengenai perkembangan tentang perjuangannya melawan korupsi dan kemiskinan yang telah mengakar didalam negeri. Dilansir CNA,menurut sekretaris presiden, Sonny Coloma pidato anehnya berdurasi 40 menit memaparkan laporan perkembangan apa yang telah dilakukannya yang menjadi dasar pemerintahannya sejak 2009. Anak lelaki satu – satunya dari mantan Presiden Corazon Aquino ini, akan menekankan pertumbuhan ekonomi negara selama masa pemerintahannya. Rakyat Filipina dapat mempertahankan rata – rata pertumbuhan produk domestic bruto (GDP) sebesar 6,3%. Ini merupakan pencapaian tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Sarjana Ekonomi dari Universitas Ateneo de Manila juga berhasil menurunkan tingkat angka pengangguran sebesar 6,6% pada Januari dan membahas peningkatan pertumbuhan yang inklusif. Presiden Aquino juga akan memaparkan langkah – langkah yang telah diambilnya untuk menghilangkan korupsi dalam pemerintahan, ini merupakan janji utamanya ketika menjadi kandidat presiden. Menurut senat presiden, Franklin Drilon, Presiden Aquino tidak akan menyebutkan nama calon penggantinya dalam pidatonya, namun beberapa hari setelahnya. Para analis politik mengatakan, dengan pengaruh politik yang mulai memudar dan berjuang untuk memilih penggantinya pada pemilihan tahun depan agar dapat meneruskan rencananya. Perjanjian damai dengan kelompok gerilyawan muslim terbesar dinegaranya untuk mengakhiri konflik yang menewaskan 120.000 jiwa. Sangat berbahaya karena RUU untuk memberikan pemerintahan sendiri bagi minoritas muslim terganjal di parlemen. Sementara itu lambatnya perkembangan ekonomi mencapai titik terendahnya dalam tiga tahun terakhir sebesar 5,2% pada kwartal pertama. “Dia memasuki tahapan situasi orang yang kalah dalam pemilihan dan kehilangan pengaruhnya saat ini, “ucap Ramon Casiple, dari Lembaga Politik dan Reformasi Pemilu dilansir Al Jazeera. “Dia harus menggunakan sisa – sisa kekuatan politiknya dan meminta kongres untuk menyetujui Bangsamoro Basic Law (BBL). Hukum ini akan menciptakan otonomi di wilayah muslim di bagian selatan dan hal utama dalam proses perdamaian. Langkah – langkah upaya perdamaian telah terkubur didalam parlemen karena kemarahan atas kematian 44 anggota komando polisi. Hal ini terjadi ketika ketika berlangsungnya aksi tembak menembak antara polisi dengan pemberontak pada Januari lalu, juga termasuk dari Moro Islamic Liberation Front (MILF).
Label: parlemen Filipina, pidato Aquino, pidato pertanggung jawaban, Presiden Benigno Aquino III
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar