WASHINGTON – Para pelaku kriminal dunia maya berhasil membobol jaringan keamanan komputer milik Internal Revenue Service (IRS). Sebanyak 100.000 lebih data pembayar pajak berhasil diambil dengan cara menyusup melalui situs IRS. Juru bicara IRS mengatakan, dengan menggunakan nomor jaminan sosial, tanggal lahir, alamat rumah dan informasi pribadi lainnya para hacker (pembobol data) ini melakukan proses pembuktian keaslian dan meminta pengembalian pajak dan pengajuan lainnya. ... Informasi penting dari aplikasi tersebut digunakan untuk melakukan penipuan pengembalian pajak sehingga tanpa disadari IRS telah mengembalikan hampir senilai USD 50 juta ( Rp 660,3 miliar ), sebelum akhirnya terdeteksi bahwa ini adalah tindakan penipuan. “Kami yakin bahwa mereka bukanlah amatir, “ucap John Koskinen, Komisaris IRS seperti dilansir NYTimes. “Ini adalah sindikat kejahatan yang terorganisir bukan hanya kami yang jadi korban, namun setiap individu di industri keuangan juga pernah mengalami hal ini, “tambah Koskinen. Pihak IRS telah melakukan penyelidikan terhadap aksi pencurian data ini dan telah menutup sementara aplikasi Get Transcript yang ada di situs. Melalui aplikasi inilah mereka melakukan pencurian data. Para wajib pajak biasa melakukan pengajuan pengembalian pajak untuk keperluan pinjaman perguruan tinggi atau hipotek dan wajib pajak dapat meminta rekam jejaknya dikirim melalui email. Periode Februari tahun ini sampai pertengahan Mei terdapat lebih dari 200.000 upaya percobaan untuk melihat pengembalian pajak ini dengan menggunakan data curian, dari jumlah itu setengahnya berhasil. Masih belum diketahui apakah pelaku melakukan aksinya ini dari dalam atau luar Amerika Serikat. Menghadapi situasi dengan munculnya tagihan pajak palsu merupakan sebuah tantangan bagi IRS, seiring dengan meningkatnya angka kejahatan di dunia maya beberapa tahun terakhir. Pada 2013 IRS telah membayarkan tagihan pajak palsu ini sebesar USD 5,8 juta (Rp 76,6 Miliar ). “80% dari pencurian data yang kami hadapi dan penipuan pengembalian ini berhubungan dengan kejahatan yang terorganisasi di dalam dan seluruh dunia, “sambung Koskinen dalam tanya jawabnya dengan media pada Selasa (26/5). “Mereka adalah para penjahat yang canggih yang telah mengakses data dalam jumlah besar, “tambah Koskinen. IRS juga menambahkan data – data yang dieksploitasi para penjahat ini berupa alamat email dan kata kunci yang diperoleh dari aksi pelanggaran lainnya untuk menjawab pertanyaan otentikasi seperti tanggal lahir atau nama dari anggota keluarga. Eric Chiu, seorang pakar keamanan mengatakan, setelah pelanggaran yang terjadi baru – baru ini pada asuransi kesehatan Anthem and Home Depot, menyadari bahwa pengguna informasi pribadi sekarang terbuka bagi para hackers, yang mana bisa juga dibeli dari situs kriminal. “Ini adalah peringatan dini bahwa pelanggaran ini mempunyai efek penggabungan dan taruhannya pun semakin tinggi, “ucap Chiu, yang juga Direktur HyTrust, perusahaan keamanan komputasi awan. “Penjahat ini memburu data – data pribadi dan informasi keuangan dengan cara melakukan pelanggaran lainnya untuk melengkapi informasi dari individu yang sama, “sambung Chiu. Ia menambahkan konsekuensi dari hal ini adalah dapat menghancurkan konsumen, serangan semacam ini berpotensi untuk membuka rekening baru, mengalirkan dana dan akhirnya mencuri informasi pribadi korban. Pelanggaran ini juga mendesak pemerintahan Obama untuk melipatgandakan upayanya agar IRS mendapat tambahan anggaran, yang mana sejak 2010 IRS telah terkena pemotongan anggaran sebesar 18% menyesuaikan laju pertumbuhan inflasi. IRS juga telah memutuskan hubungan kerja dengan para pekerjanya sebesar 14% atau hampir 13.000 karyawan. IRS tel;ah mengirimkan surat pemberitahuan kepada para wajib pajak yang menjadi korban penipuan dan sebagai gantinya menawarkan pemantauan kredit tanpa biaya. “Selama periode pengembalian pajak ini para wajib pajak yang telah mengunduh secara aman aplikasi sejumlah 23 juta orang, “ucap seorang sumber di IRS.
Label: Amerika Serikat, data wajib pajak, hacker, IRS, pembobol data, pencurian data
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar