SEOUL – Seorang wartawan asal Jepang akhirnya dibebaskan pada Kamis dari tuduhan pencemaran nama Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye. Dalam tulisannya wartawan Jepang ini mempertanyakan keberadaan sang Presiden saat insiden maut melibatkan kapal ferry pada April 2014. Insiden ini sempat membuat tegang hubungan kedua negara. ... Tatsuya Kato mantan kepala biro Seoul dari harian Sankei Shimbun diadili pada Desember lalu atas tuduhan perbuatan fitnah dalam tulisannya. Dia mempertanyakan dimana Presiden Park berada saat kapal ferry Sewol tenggelam dan menewaskan 300 penumpangnya yang sebagian besar murid sekolah. Saat itu pemerintahan Park mendapat banyak reaksi dari warga Korea Selatan terkait penanganan operasi penyelamatan. Artikel ini terbukti ditulis dari rumor tanpa bukti yang beredar di media Korea Selatan, bahwa Presiden Park menghilang untuk berkencan dengan seorang pria mantan asisten pribadinya pada saat hari kecelakaan. Dalam sidang pengadilan di Seoul mengatakan artikel Kato telah merusak reputasi Park sebagai seorang individu, namun pengadilan menerima pembelaannya. Kato menulis berita itu semata-mata hanya untuk melayani ketertarikan publik sehingga dia dinyatakan tak bersalah dan bebas dari tuntutan. “Pengadilan menyatakan bahwa terdakwa tidak bersalah atas pencemaran Park dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin negara,” tulis putusan hakim di pengadilan negeri Seoul, seperti dilansir AFP. Meskipun rumor tentang keberadaan Park adalah palsu, namun kebebasan media harus dihormati secara seutuhnya untuk pengembangan demokrasi. Jaksa pada pengadilan itu menuntut dalam putusannya bahwa Kato bersalah dan harus menjalani hukuman 18 bulan penjara. Dia menuntut Kato yang secara sengaja melakukan pencemaran nama baik Park. Selama proses persidangan Kato juga dilarang meninggalkan Korea Selatan selama sembilan bulan, namun akhirnya dia dipersilahkan untuk kembali ke Tokyo, Jepang pada April nanti. Dia juga berjanji akan hadir dalam persidangan untuk mendengarkan putusan. Hubungan antara Korea Selatan dan bekas kekuatan colonial Jepang yang telah memanas diperparah dengan adanya proses persidangan ini. Selama beberapa dekade kedua negara berseteru terkait masalah sejarah dan wilayah sengketa. Namun dalam belakangan ini terlihat adanya tanda-tanda perbaikan dari hubungan keduanya, temasuk sebuah pertemuan puncak antara Presiden Park dan Perdana Menteri Shinzo Abe bulan lalu di Seoul. Kemarin PM Abe mengatakan berharap bahwa putusan pengadilan ini akan membantu pemulihan hubungan Jepang-Korea Selatan. Saat koferensi media di Tokyo Abe mengatakan dirinya menyambut baik putusan pengadilan dan berharap bahwa pembebasan ini akan berdampak positif dalam hubungan bilateral kedua negara. Harapan senada juga diungkapkan pemerintah Korea Selatan. “Dengan adanya beban persidangan yang dihapus, kami berharap bahwa putusan akan menciptakan sebuah kesempatan untuk pemulihan hubungan bilateral,” ucap seorang pejabat Kementrian Luar Negeri Seoul secara anonim. The Sankei yang menjadi sasaran dari pemerintah Korea Selatan karena kampanyenya yang memutarbalikkan permintaan maaf Jepang terkait pemaksaan wanita Korea Selatan menjadi budak seks selama Perang Dunia II.
Label: dibebaskan, kencan saat insiden Sewol, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Tatsuya Kato, The Sankei Shimbun, wartawan Jepang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar