Dunia politik di Amerika Serikat masih merupakan sebuah perkumpulan bocah laki – laki tua, lebih khususnya lagi kumpulan bocah tua laki – laki berkulit putih. Jika diambil angka rata – ratanya, anggota Kongres di AS lebih dari 80% adalah laki – laki, sekitar 80% berkulit putih dan berusia sekitar 60-an tahun. ... Suatu alasan besar adalah bahwa hal seperti ini akan terus berlangsung dan kebiasaan ini sangat sulit untuk dirubah. Alasan besar lainnya kaum wanita dan minoritas tidak cukup banyak yang mencalonkan diri untuk sebuah jabatan. Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa sekitar 2% dari warga Amerika menjabat beberapa jenis jabatan politik. Para pria, meskipun menjadi kaum minoritas dari total populasi AS meliputi sekitar 2/3 dari seluruh kandidat. Hal ini berlaku juga untuk ras, sementara sebanyak dua dari tiga merupakan kaum kulit putih sebesar 82% dari jumlah kandidat yang mencalonkan diri. Jumlah kaum kulit hitam dan hispanik tak hanya kurang terwakili dalam jabatan politik, mereka juga kurang terwakili dalam suara. Jika dibanding dengan jumlah 12% bagian dari populasi, kandidat kaum kulit hitam hanya terdapat 5% dan kandidat kaum hispanik hanya 6%. Padahal saat ini kecepatan pertumbuhan populasi di AS sudah mencapai angka 15%. Sebuah peringatan menunjukkan bahwa angka ini mewakili dari orang – orang yang pernah mempunyai posisi, tak hanya orang yang sekarang menjabat saja. Meskipun sampai saat ini masih terdapat ketidakseimbangan, namun uraian angka – angka diatas menggambarkan perbedaan selama puluhan tahun dan tidak serta merta mencerminkan ketidakseimbangan hari ini. Tak diragukan lagi masih saja ada hambatan untuk mencalonkan diri, sehingga ini menjadi alasan terbesar bagi kaum wanita dan minoritas. Pemimpin partai Republik menyadari akan hal ini bahwa partainya akan menjadi tempat yang sangat sulit bagi wanita untuk bersaing, sehingga mereka sudah enggan untuk mencobanya. “Akan lebih baik untuk mengatakan bahwa terdapat hambatan secara kelembagaan, “ucap Chris Jankowski mantan ketua komite parta Republik. “Kami menemui beberapa kandidat yang merasa bahwa mereka bukan bagian dari jaringan partai republik, “tambah Jankowski. Yang menarik dari fakta diatas adalah jumlah keterwakilan kaum wanita dan minoritas yang mencalonkan diri mendekati jumlah prosentase mereka yang duduk di kongres. Sementara dari 25% wanita yang mencalonkan diri untuk jabatan, sekitar 19% anggota kongres adalah wanita. Kemudian sebanyak 5% - 6% kaum kulit hitam dan hispanik yang mencalonkan diri, mereka terdiri dari 8% kaum kulit hitam dan 6,5% hispanik yang berhasil duduk di kongres. Namun kesemuanya baik kaum wanita, kulit hitam dan hispanik jumlah mereka masing – masing secara signifikan kurang terwakili di kongres. Rekrutmen kandidat menjadi hal utama yang harus diubah, jika ingin meningkatkan keterwakilan ketiga grup diatas. Sejak dekade terakhir era digital mengalami pertumbuhan pesat, tak ketinggalan hal ini pun juga dimanfaatkan para politisi. Namun lagi politik dalam dunia maya masih didominasi oleh kaum adam. Komunitas Hansard yang melakukan penelitian untuk mencari jawaban tentang ini mengatakan kemungkinan wanita menghabiskan sebagian waktu luangnya untuk hal yang menurut mereka lebih baik lagi. “Sementara menulis dan berkomentar seputar politik di blog lebih didominasi oleh pria, hal ini mencerminkan kegiatan normal dan non politik lainnya seperti menulis surat kepada surat kabar untuk publikasi, “ucap Andy Williamson, Direktur Hansard Digital Demokrasi. “Secara keseluruhan bukti eksistensi politik di dunia maya, semakin banyaknya promosi diri sendiri, semakin tinggi kemungkinannya untuk didominasi oleh pria. “ Sebanyak 80% blog dari anggota parlemen adalah milik kaum pria, angka ini 13% lebih tinggi jika kita lihat ke dalam anggota dewan yang mencapai 93%. Untuk kategori blog pribadi didominasi pria sebanyak 85%. “Ketika wanita aktif pada dunia politik, mereka sama dengan seperti rekan – rekan pria mereka untuk menjadi lebih aktif secara digital. “ungkap Williamson. Peneliti Hansard menyatakan, terdapat kejelekan gerakan arus bawah bagi peserta debat dalam blog politik di Inggris. Beberapa blogger politik telah berubah haluan karena alasan itu, banyak yang pindah ke twitter yang kurang didominasi pria. Laurie Penny, seorang feminis dan sosialis yang membuat gebrakan di lingkaran sayap kiri dengan blog ‘Penny Red´, tidak begitu kagum dengan laporan penelitian Hansard yang menyatakan bahwa pria jauh lebih baik ketika mempromosikan diri sendiri di dunia maya. Hanya omong kosong belaka, jika pria lebih pantas untuk promosi diri sendiri. “Hal ini akan menjadi lebih sulit bagi wanita untuk terjun dalam blog politik karena adanya tingkat seksisme dan pelecehan pribadi dalam sebagian besar situs. ´Mumsnet’ adalah salah satu blog politik yang sangat kuat keseluruhan blog ini didominasi oleh kaum hawa, mereka tidak hanya tipikal gelembung Westminster yang terbiasa berpikir tentang politik, justru karena asumsi bahwa isu – isu yang berasal dari wanita bukan politik sesungguhnya. “ Anggota parlemen dari partai konservatif yang blognya dibaca oleh sebagian besar Westminster menganggap penelitian Hansard banyak kekurangannya, tidak adanya penilaian terhadap kualitas blog atau berapa banyak orang yang membaca blog. “Jika melihat blog dari seluruh anggota parlemen tentu saja akan timbul prasangka terhadap pria. Namun jika melihat dari sisi kualitas dan jumlah orang yang membaca postingan. Pasti terjadi sedikit prasangka tentang pria atau wanita. Dua atau tiga orang – orang yang aktif dalam blog saya saat ini adalah para wanita. “ungkap Carswell dilansir BBC.
Label: 60 tahun, dominasi politik pria, kulit putih, Politik Amerika Serikat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar