BAGHDAD – Angkatan bersenjata Irak mulai mengerahkan pasukannya bersama dengan pasukan sekutu melawan kelompok ISIS pada Kamis (24/3). Ini dilakukan dalam upaya perebutan kembali kota kedua terbesar Mosul, yang dikuasai ISIS. Dalam pernyataannya Komando Operasi Gabungan Irak mengatakan ini merupakan operasi tahap pertama dimulai di propinsi Nineveh. Foto/AP: Militan ISIS menguasai Mosul sejak Juni 2014 ... Dikatakan juga bahwa empat desa telah dikuasai oleh kelompok ISIS yang terletak diantara kota Qayyarah dan Makhmur, dimana pasukan AS telah menyususn strateginya beberapa minggu terakhir. Desa Al-Nasr, Garmandi, Kudila dan Khurburdan adalah empat desa yang harus direbut kembali. Pasukan koalisi mendirikan markas darurat bersama dengan pasukan Kurdi dan AS sekitar 60 km dari Mosul. Otoritas keamanan Irak tidak merinci berapa lama operasi ini akan berlangsung. Pasukan Irak juga dianggap belum memiliki kemampuan untuk merebut kembali kota Mosul tanpa bantuan sekutunya. Operasi gabungan ini mengkordinasikan perang yang dilakukan pasukan Irak guna merebut kembali sebagian besar wilayah yang dikuasai ISIS sejak 2014. Pasukan koalisi pimpinan AS juga memberikan dukungan serangan udara, pelatihan dan pengarahan militer kepada pasukan Irak dalam perlawanannya terhadap ISIS. Tentara Irak juga berhasil menggempur kelompok ISIS termasuk direbutnya kembali propinsi Anbar. Pasukan udara koalisi AS yang memberikan dukungan serangan udara, membuka jalan bagi tentara Irak yang masuk dari arah barat untuk menguasai beberapa desa dari genggaman ISIS. “Tahap pertama Operasi Penaklukan, dimulai sesaat setelah fajar untuk merebut Nineveh dan mengibarkan bendera Irak di beberapa titik,” jelas Komando Operasi Gabungan yang disiarkan televisi negara. Pejabat Irak sangat optimis bahwa pasukan Irak dibantu koalisi akan berhasil merebut kota Mosul tahun ini. Kendati demikian, banyak kalangan ragu apakah tentara Irak akan siap jika waktunya tiba. Pihak militer telah menghimbau warga lokal setempat, untuk menghindari bangunan yang digunakan oleh kelompok ISIS karena akan dijadikan target serangan. “Tentara Irak mulai memperluas pengerahan pasukannya di Makhmur,” jelas Kolonel Steven Warren juru bicara koalisi AS, seperti dilansir Reuters. Letnan Jendral Sean MacFarland, komandan operasi pasukan koalisi AS mengatakan bahwa petinggi militer Irak tidak berpikir bahwa akan merebut kota Mosul sampai akhir 2016 atau paling cepat pada awal 2017. Seperti yang telah dilakukan saat merebut kembali kota Ramadi dan Tikrit. Pasukan Irak diharapkan dapat bertindak secara perlahan dan berhti-hati untuk memotong jalur pengiriman ke Mosul sebelum memulai serangan darat kedalam kota. Serangan hari ini membuka jalan bagi pasukan Irak untuk melakukan penetrasi ke kota minyak Qayyara yang terletak di sepanjang sungai Tigris, strategi ini akan membantu untuk mengisolasi Hawijja dari Mosul. Pekan lalu, komandan militer Syiah bertemu dengan Komandan peshmerga Kurdi. Dalam pertemuannya kedua komandan ini merencanakan strategi bersama degan pasukan Irak untuk menggempur ISIS keluar dari wilayah Hawijja. Serangan kali ini akan mengurangi ancaman bagi pangkalan militer di Makhmur, yang telah diserang beberapa kali oleh militan ISIS. Minggu lalu seorang marinir AS tewas dalam aksi serangan dari pasukan ISIS.
Label: kelompok pemberontak ISIS, militan ISIS, pasukan Irak, Pasukan Koalisi AS, rebut Mosul, serangan udara koalisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar